Berawal
dari acara bakti sosial yang diadakan komunitas Backpacker Karawang tepatnya di
SDN Sukakerta II, Kp Tengkolak Barat, Desa Sukakerta Kec. Cilamaya Kab.
Karawang. Tentu saja tujuan utama saya datang ke Cilamaya untuk mengikuti acara
tersebut. Kecamatan Cilamaya berada di Kabupaten Karawang. Salah satu kota
industri terbesar di Indonesia. tetapi jika kita lihat kondisi di Cilamaya yang
masih banyak jalan yang rusak dan tempat wisata yang tidak terawat seolah-olah
tidak menggambarkan bagian dari kota yang berkembang pesat.
Perjalanan
saya dimulai dari Kota karawang bersama rombongan acara tersebut. Melewati
jalan kota yang dikelilingi sawah yang masih sangat luas. Kecamatan Cilamaya
terletak dibagian ujung paling timur Kabupaten Karwang dan membutuhkan waktu
kurang lebih satu sampai dua jam perjalanan untuk sampai ke lokasi. Setelah sampai
di lokasi, kami semua melakukan kegiatan inti disana yaitu berbagi bersama
siswa dan siswi SDN Sukakerta 02 Cilamaya. Dan semua rangkaian acara berjalan
dengan lancar.
Hari
itu aktifitas bersama siswa yang sangat padat dan cuaca yang sangat panas
membuat saya dan teman-teman butuh tempat untuk meredam lelah. Setelah bertanya
kepada warga setempat yang mayoritas menggunakan bahasa jawa campuran, ternyata
lokasi sekolah tersebut sangat dekat dengan pantai dan akhirnya kami memutuskan
untuk ke pantai dengan berjalanan kaki. Sekitar 15 menit kami sampai di pantai
dan kondisi pantai tersebut sangat disayangkan. Yang semestinya lokasi tersebut
sangat berpotensi untuk dijadikan tempat wisata tetapi masih banyak sekali
sampah dan sangat tidak terawat. Dengan kondisi seadanya kami menikmati deburan
ombak dan angin pantai yang berhasil meruntuhkan lelah karena kegiatan yang
padat hari itu. Selain itu di pantai tersebut sangat strategis untuk melihat
matahari terbenam yang tak kalah indahnya dari pantai-pantai yang sudah
terkenal diluar Kota Karawang. Bersama perginya senja waktu itu kami pun
berarak kembali ke lokasi untuk melanjutkan aktifitas.
Aktifitas
bakti sosial di lanjutkan dengan penampilan dari siswa, menonton video pesona
Indonesia dan diakhiri dengan menyanyi bersama dipinggir api unggun. Setelah itu
semua siswa pulang untuk beristirahat. Begitu juga dengan kami yang segera
menuju rumah yang disediakan oleh salah satu anggota dari Backpacker Karawang
yang tidak jauh dari lokasi acara.
Hari
kedua dari rangkaian acara bakti sosial dimulai pukul 08.00, sebelum itu kami
semua sibuk. Dari antrian mandi yang panjang, mencari sarapan sampai mencari
spot sunrise yang ternyata sangat indah. Setelah itu acara dilanjutkan dengan
permainan yang diikuti oleh semua siswa dan beberapa perwakilan dari relawan,
pembagian hadiah dan ditutup dengan sambutan dari kepala sekolah dan ketua
pelaksana.
Semua
rangkaian acara bakti sosial selama dua hari berjalan dengan lancar. Sebelum
kembali ke karawang, semua relawan sepakat untuk menyewa kapal nelayan untuk
melihat pulau pasir yang ditemukan oleh nelayan dan bisa digunakan untuk
snorkling dan berenang. Setelah selesai negosiasi dan membayar 35.000
rupiah/orang, akhirnya kami berangkat menuju tengah laut. Perjalanan dimulai
dari sungai yang penuh dengan kapal nelayan sampai muara yang kemudian
dilanjutkan dengan laut lepas. Setelah satu jam perjalanan dengan angin yang
cukup kencang kami tiba di tengah laut lepas. Meskipun kami belum beruntung
karena air laut sedang pasang dan pulau pasir tidak terlihat, beberapa dari
kami tetap berenang ditengah laut yang dangkal. Air yang jernih dan hamparan
laut yang biru sangat berpotensi untuk menjadikan tempat ini salah satu lokasi
wisata favorit di karawang.
Setelah
hilang rasa penasaran dengan pulau pasir, akhirnya saya dan semua rombongan
kembali ke karawang. Dan harapan saya semoga tempat-tempat yang berpotensi
menjadi tempat wisata yang indah di karawang dan dikelola dengan baik oleh
pemerintah karawang. sehingga selain menjadi kota industri, karawang juga bisa
menjadi kota tujuan wisata. Dan untuk komunitas Backpacker Karawang semoga
semakin jaya dan mendunia dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk
anggota dan masyarakat.
Comments
Post a Comment