KETEMU RELAWAN SAAT PENDAKIAN GUNUNG GEDE 2958 MDPL


Gunung Gede terletak di kabupaten cianjur dan bersebelahan banget dengan gunung pangrango yang masuk dalam satu lokasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), setelah bulan oktober 2016 pernah menjajakan kaki di gunung pangrango, giliran bulan november 2017 ke gunung gede, setelah melewati perdebatan yang sengit dan panjang akhirnya diputuskan untuk mendaki ke gunung gede tanggal 04 – 05 november 2017 dengan personil saya sendiri (pendaki abal-abal yang selalu kehabisan napas, kelelahan tapi semangat pantang menyerah), Tundo (teman yang dikenalin teman dengan fisik paling oke dan jarang istirahat saat mendaki), Iwan (dikenalin teman juga, sedikit kuat diatas saya tapi selalu menemani istirahat dan ngobrol ngalor ngidul kalo mendaki, tapi semangat sampai summit), Riscki (kenal pertama di pendakian gunung pangrango yang kalo capek ga keluar suaranya cuma senyum tapi masih terus jalan pelan pelan dan sampai puncak), dan Dewi yang dipanggil Iwed (teman komunitas perantauan yang ikut mendaki di pangrango juga, pendakian pertamanya sukses, dia berhasil menyentuh  bunga edelweis di lembah mandalawangi) tapi cancel ke gede gara-gara urusan wanita yang tak bisa ditinggalkan, sangat merepotkan, langsung saja begini kronologinya
dari kiri ke kanan (Tundo, Sadiah, Teh Yanti, Riscki, Saya, Iwan)


(03/11) Dengan komposisi 4 orang yang semua hampir amatiran kita niatkan dengan Bismillah, jumat pagi kita packing manja dengan perlengkapan seperti biasanya, tenda, sleeping bag, matras, jas hujan, dan segala rombongannya masuk ke keril, janjian di terminal kampung rambutan jam 19.00 dengan riscki yang dari jakarta, untuk menghindari kemacetan yang durjana ala ibukota, saya, tundo dan iwan berangkat dari terminal cikarang jam 15.00 dengan naik bis agra mas jurusan cikarang-kp.rambutan (9000/orang) dan benar saja, sampai terminal kampung rambutan jam 20.00 ketemuan dengan riscki di warung soto dan langsung lanjut naik bis ke cianjur (bis kecil) dan turun di alfamart cipanas jam 23.45 karena macet lagi dan lagi (25000/orang), dari alfamart cipanas bisa dilanjutkan dengan ojek ke basecamp gunung putri atau naik angkot (kita naik angkot) (20000-25000/orang).

(04/11) jam 01.00 sampai di perkampungan dekat dengan basecamp gunung putri, kita diberhentikan di rumah warga dan singgah untuk sekedar melepas lelah setelah dihujani macet, disana banyak rumah-rumah warga yang bersedia menampung kita yang kemalaman atau sekedar butuh istirahat, dan biasanya sekalian ada warung dan toiletnya, sungguh dimanjakan, sampai jam 05.00 dengan keadaan dingin dan malas bangun kita memaksakan kehendak untuk memulai hari ini dengan senyuman dan semangat yang terbata bata, setelah mandi dan packing ulang kita bergegas ke basecamp.

(04/11) masih di waktu yang sama, perjalanan kita mulai dari bascamp gunung putri dengan melapor bagian simaksi (kalo mau mendaki ke gunung gede-pangrango silahkan mendaftar simaksi melalui online di http://booking.gedepangrango.org/ silahkan cek sendiri jangan manja), disana kita bertemu dengan pak ade dan tim yang mengecek  semua perlengkapan kami (odol, shampo, tissue basah bakalan disita kalo bawa), setelah selesai pak ade menemui kami, ternyata beliau membawa dua orang wanita berkeril dan meminta bergabung dengan rombongan kami yang kebetulan komposisi perempuan baru satu, setelah voting dan mendapat 4 yess dari kita, akhirnya kita gabung dan perkenalkan teh Yanti (seorang relawan di bahrain (negara arab, maaf kalo salah) yang sudah 4 tahun disana dan relawan PMI yang bolak balik naik turun gunung gede) dan sadia (anak SMA yang masih lugu dan pendiam adalah adik kandung dari teh yanti) perjalanan mereka kali ini adalah salah satu tugas teh yanti, yaitu mengenalkan keluarga kepada alam, sejak saat itu kami terutama saya langsung minder dan berdebar-debar.


(04/11) dari basecamp perjalanan diawali dengan perkebunan warga sangat indah dan alami sejuk dan asri membahana sampai pos bayangan tanah merah, setelah itu kita akan dihajar trek bermedankan akar pohon dan tanah sampai POS 1 (Legok Lenca), sepanjang jalan kami mendapat cerita dari teh yanti tentang pengalamannya sebagai relawan, yang pernah melihat langsung orang tertembak, melihat orang berdarah-darah dan kejadian miris lainnya, dan beberapa kali kami hampir tertinggal dan saya selalu berusaha mengejar, sampai POS 1, kita beristirahat dan masih ada warung es dan gorengan, setiap berhenti istirahat kita selalu mendapat cerita seru dari teh yanti, tentang ilmu alam atau sebagainya, perjalanan dari POS 1 ke POS 2 semakin berat, medan semakin miring dan akarnya berjarak rada jauh-jauhan, dengan pendakian terbata-bata teh yanti yang kerilnya lebih besar dari saya terus bercerita pengalamannya, dan karena dia sudah 4 kali melalui jalur ini dia hafal sekali treknya. Sampai di POS 2 (Pos Baru) selain teh yanti dan adiknya hujan deras pun turut menemani pendakian ini, kami melanjutkan perjalanan dengan semakin tertatih karena trek semakin menjadi jadi, sampai akhirnya sampai di POS 5 (Simpang Maleber) dan hujan reda, bener bener kaya nyanyi habis gelap terbitlah terang, kami beristirahat diantara cahaya cahaya matahari yang menyelinap di celah ranting untuk mengeringkan diri, di pos ini kita bisa jajan es dan gorengan lagi (FYI dari POS 2 ke POS 3 dan POS 4 trek masih sama terus miring dan miring tanpa bonus), kata teh yanti setelah ini tanjakan paling terjal dan tanjakan terakhir, saya langsung bergegas dan meninggalkan rombongan, dan ternyata perkataanya benar, jam 14.00 saya sampai yang pertama di alun-alun surya kencana dan “ahhhhh...indaaaahnyaaaaaa” dalam hati ku berkata, sebari menunggu rombongan saya mengeringkan diri dan memanjakan mata, tak lama mereka datang kita berlarian kesana kemari dan berfoto ria sambil menengok ke kanan dan ke kiri memilih posisi yang tepat untuk rumah kita malam ini, dari usulan teh yanti akhirnya kita camp ceria di dekat sumber mata air dan dekat dengan jalan arah summit (posisinya sebelah barat alun-alun surya kencana, ada petunjuk arah untuk ke cibodas dan gunung pangrango), akhirnya tenda kami berdiri dan kabut mulai merabunkan pandangan, setelah selesai makan kami masuk ke tenda dan terlelap (sesekali terbangun untuk melihat suasana dan kondisi alam, dan lumayan merinding karena menurut cerita yang beredar di alun-alun surya kencana banyak kejadian kejadian janggal).


 



(05/11) jam 05.00 satu persatu dari kami bangun dan mulai memecah keheningan, karena tetangga pun begitu, saat melihat keluar kabut masih sangat tebal dan menimbulkan keraguan yang berarti untuk summit, akhirnya kami melakukan aktifitas pagi sebari menunggu kabut sirna, sarapan, buang air (jangan sembarangan) sampai sekitar jam 06.30 cuaca cerah dan kabut berarak pergi kami bersiap summit ke puncak gede, teh yanti memilih tinggal di tenda karena dia sudah bosan, jalur untuk summit lumayan sudah oke karena batu bersusun rapi yang diiringi pohon pohon teduh dan sejuk, perjalanan sekitar 30-60 menit untuk sampai puncak gede, sesampainya di puncak, ahhhhhhh rasa bahagia tak terbendung kan, 30 menit untuk berfoto dan sekedar menengok sekeliling lalu kami kembali ke tenda dan didepan tenda sudah tersedia nasi beserta rombongannya yang siap untuk dijamu, saat itu matahari benar-benar bersahabat, kami sarapan dan mengeringkan beberapa perlengkapan yang masih basah, kemudian bergegas untuk turun karena takut hujan tiba-tiba mampir. Perjalanan turun lebih cepat daripada saat naik, dan sampai di basecamp kami berpisah dengan teh yanti dan adiknya sadiah, mereka masih akan pindah ke cibodas untuk rangkaian acara selanjutnya dan kami bergegas menuju terminal cipanas untuk kembali ke habitat. 








Sekian cerita dari perjalanan saya kali ini yang begitu indah karena selalu bertemu dengan orang-orang yang hebat, dan ingat ya pergi ke gunung hanya untuk menikmati bukan untuk merusak.

SEKIAN

Comments